Jumat, April 19

Buku Tulis dan Pena


Pena:
"Apa yang akan kau berikan untukku?"


Buku Tulis:
"Inilah aku. Aku menyediakan lembarn-lembaran kosong untuk kau isi.
Kau boleh menulis, menggambar, corat-coret atau apa saja yang kau suka. Bebas. Kaulah yang akan menentukan isi ceritanya. Tapi yang harus kau ingat, kau akan dikenang lewat apa yang kau goreskan."
 
Pena:
"Bukankah aku dapat menghapus apa yang aku tuliskan?"
 
Buku Tulis:
"Kau benar. Tapi semuanya tak dapat kembali seperti semula. Ada bekas yang ditinggalkan. Atau barangkali kau tak cukup mampu untuk menghapuskannya, lalu kau hanya mencoba menutupinya saja."
 
Pena:
"Apakah salah jika aku menghapus kesalahan?"
 
Buku Tulis:
"Tak ada yang salah jika kau tak mengulang kesalahan yang sama. Jika kau mengulangi kesalahan, apa gunanya kau menghapus? Apa gunanya kau mencoba memperbaiki kesalahan? Kesalahan tak perlu dihapus! Biarkan saja! Anggap itu pengingat dan pelajaran agar lebih hati-hati, lebih waspada, lebih berpikir dahulu sebelum kau menari diatasku menggores tinta."
 
Pena:
"Kenapa harus ada halaman terakhir?"
 
Buku Tulis:
"Setiap yang berawal pasti berakhir. Semua cerita akan terhenti pada tamat."
 
Pena:
"Bolehkah aku melewatkan lembaranmu dalam keadaan kosong?"
 
Buku Tulis:
"Terserah kau saja. Hanya saja, apakah kau mau melewatkan kesempatanmu tanpa cerita, tanpa sesuatu yang berarti? Jika kau talah sampai di halaman terakhir buku ini tanpa meninggalkan catatan, apakah kau tidak akan menyesal? Nikmatilah setiap perjalananmu! Tak perlu terburu-buru. Jika sudah waktunya perjalananmu tamat, biarkan dia berakhir dengan senyummu."
 
Pena:
"Apakah aku tak bisa kembali mengisi halaman kosong yang aku tinggalkan?"
 
Buku Tulis:
"Itu kalau kau masih ada  cukup waktu. Pertanyaannya, apakah kau mau berjalan mundur?"
 
Pena:
"Maukah kau bersahabat denganku? Menemaniku menuliskan cerita indah yang dapat dikenang masa depan.

  
Buku Tulis:
"Pasti. Kita buat sejarah indah bersama."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar