Pena:
"Apa yang akan kau berikan untukku?"
"Apa yang akan kau berikan untukku?"
Buku Tulis:
"Inilah aku. Aku menyediakan lembarn-lembaran kosong untuk kau isi.
Kau
boleh menulis, menggambar, corat-coret atau apa saja yang kau suka.
Bebas. Kaulah yang akan menentukan isi ceritanya. Tapi yang harus kau
ingat, kau akan dikenang lewat apa yang kau goreskan."
Pena:
"Bukankah aku dapat menghapus apa yang aku tuliskan?"
Buku Tulis:
"Kau benar. Tapi semuanya tak dapat kembali seperti semula. Ada bekas
yang ditinggalkan. Atau barangkali kau tak cukup mampu untuk
menghapuskannya, lalu kau hanya mencoba menutupinya saja."
Pena:
"Apakah salah jika aku menghapus kesalahan?"
Buku Tulis:
"Tak ada yang salah jika kau tak mengulang kesalahan yang sama. Jika kau
mengulangi kesalahan, apa gunanya kau menghapus? Apa gunanya kau
mencoba memperbaiki kesalahan? Kesalahan tak perlu dihapus! Biarkan
saja! Anggap itu pengingat dan pelajaran agar lebih hati-hati, lebih
waspada, lebih berpikir dahulu sebelum kau menari diatasku menggores
tinta."
Pena:
"Kenapa harus ada halaman terakhir?"
Buku Tulis:
"Setiap yang berawal pasti berakhir. Semua cerita akan terhenti pada tamat."
Pena:
"Bolehkah aku melewatkan lembaranmu dalam keadaan kosong?"
Buku Tulis:
"Terserah kau saja. Hanya saja, apakah kau mau melewatkan kesempatanmu
tanpa cerita, tanpa sesuatu yang berarti? Jika kau talah sampai di
halaman terakhir buku ini tanpa meninggalkan catatan, apakah kau tidak
akan menyesal? Nikmatilah setiap perjalananmu! Tak perlu terburu-buru.
Jika sudah waktunya perjalananmu tamat, biarkan dia berakhir dengan
senyummu."
Pena:
"Apakah aku tak bisa kembali mengisi halaman kosong yang aku tinggalkan?"
Buku Tulis:
"Itu kalau kau masih ada cukup waktu. Pertanyaannya, apakah kau mau berjalan mundur?"
Pena:
"Maukah kau bersahabat denganku? Menemaniku menuliskan cerita indah yang dapat dikenang masa depan.
Buku Tulis:
"Pasti. Kita buat sejarah indah bersama."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar